Selasa

LEAVE


Kusuarakan jengah di pundakku, mengirimkan gundah pada setiap langkah yang tertinggal. Kubiarkan debu menguburnya dalam, tanpa ingin kutoleh meski sedetik. Lalu hari-hari indah yang terukir dalam coretan kisah, menyatu bersama tanya yang belum sempat terjawab. Namun tak apa, sebab pada akhirnya, namamu jua lah perhentiannya.

Dan retakan cintamu membelah jiwa, melahirkan ribuan cahaya yang merasuk dalam puncak harapanku. Jemarimu yang letih menebar kasih, membelai rambutku penuh sayang. Kapan kita bersua pun aku tak tahu, kapan kita meninggalkan ruang ini pun aku tak mau mengingatnya. Yang kutahu hanyalah aku menyimpan rindu, padamu. Itu saja..

Bila memang engkau harus pergi, maka dengan sisa usiaku kan kutemani kau hingga ke ambang janji. Kemudian kucium lembut tanganmu sebelum ragamu benar-benar berlalu. Secarik maaf kan mendambamu, barangkali ada do'a yang tersampir, maka perkenankanlah. Sesungguhnya aku masih akan menunggu, meski sulit sekali rasanya..

Dan kusaksikan engkau pergi..

Ketika gulita kembali merengkuhku, malam ini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar