Kamis

~ Last Twilight ~


SORE itu kita memandanginya. Langit memerah dan keangkuhan di ujung mata. Kita yang mengenal. kita yang kan terpisah. Dua menara yang kita bangun, dengan CAHAYA terang dalam hijaunya tawa. Menuntun kita untuk kembali....

"Disana kita akan bersama." katamu. Dan aku mengangkat beban itu kepadanya....

CANDA yang lepas tanpa ketakutan membuatku tergugah, namun ini SENJA terakhir aku bertemu. Maka kusuarakan dalam diam, memperhatikan tiap gerak dan kata yang tak sempat lagi kurekam...>,< 

Dalam sebuah ruang kukumpulkan KEKUATAN. Kucoba untuk tak terlihat berduka, lantas kuselamatkan Jiwa-jiwa. Kutunggu hingga ruang itu membawa kita ke puncak KEDAMAIAN yang tak bersyarat, disana perahu kita terbelah.....

"Mengapa engkau tidak turun?" tanya seseorang.
"Nanti, sebentar lagi."

Memandang CEMAS. Seratus, seribu, bahkan sejuta mungkin. Tapi aku tetap TINGGAL...>,<

NAMUN hadirlah engkau yang harumnya begitu kukenal. Dalam lembut pelukmu aku menjadi
TANGGUH. darinya kucari celah untuk berlari dari menara pertama ke sebuah lembah GELAP. Kami bertiga, dengan perih ilalang yang menampar dalam pelarian. Darahku berceceran, namun seseorang telah menunggu di ujung jalan. Aku dan semerbakmu mencari arah lain, langit pun menggelap....

Tiada guna selain mengenang SENJA terakhir yang akan menjadi SEJARAH.  

Diantara rebahku berselimut semak, aku mengampun atas kepergian. Siapa sangka bukan kami yang berangkat? Entah kemana MALAM berjalan. Yang kuingat setelah abu dan puing menara berjatuhan bagai HUJAN, aku sedang memejamkan mata bersamanya.

2 komentar: